Wisata asri nusantara bukanlah destinasi yang gegap gempita, melainkan tempat-tempat yang menghadirkan keheningan, keramahan, dan kedekatan pada alam serta budaya lokal.
![]() |
Wisata |
2. Pengalaman Menginap di Desa Wisata di Lereng Wilis
Suatu ketika, saya menginap di sebuah desa kecil di lereng
Gunung Wilis, Tulungagung. Suara air terjun menjadi alarm pagi alami. Warga
desa menyambut kami dengan sarapan jagung rebus dan kopi tubruk. Tidak ada
jaringan internet, tapi percakapan hangat di teras rumah justru terasa lebih
bernilai.
“Kami percaya tamu itu titipan Tuhan,” kata Bu Siti, pemilik
rumah yang kami tinggali.
Momen sederhana itu terasa lebih berarti dibandingkan
liburan mewah di resort. Inilah kekuatan utama wisata asri — pengalaman otentik
yang menyentuh langsung ke hati.
3. Deretan Wisata Asri Nusantara yang Bisa Jadi Pelarian
Sejenak
Berikut beberapa tempat wisata asri yang layak Anda pertimbangkan untuk menjauh sejenak dari keramaian dan menyatu dengan alam:
![]() |
Wisata |
🏞️ Desa Nglanggeran,
Gunungkidul – Kawasan Geowisata yang Ramah Lingkungan
Terletak di kawasan Gunung Api Purba, Desa Nglanggeran telah
lama menjadi contoh sukses wisata berbasis masyarakat. Anda bisa menginap di
rumah warga, mengikuti kegiatan pertanian, hingga bersepeda menyusuri kebun
kakao.
Pengelolaan limbah dan pelestarian lingkungan menjadi
prioritas utama desa ini. Tidak heran jika desa ini mendapat penghargaan
sebagai desa wisata terbaik tingkat ASEAN.
🌿 Desa Cibuntu, Kuningan
– Asrinya Hidup Harmonis di Kaki Gunung Ciremai
Desa ini menawarkan udara bersih, sungai jernih, dan
penduduk yang memegang teguh tradisi. Anda bisa belajar membatik, mencicipi
makanan khas seperti peuyeum ketan, hingga mengikuti kegiatan gotong royong
harian.
Warga setempat bahkan secara kolektif melarang pembangunan bangunan tinggi agar tetap menjaga harmoni alam dan arsitektur lokal.
![]() |
Wisata |
🌄 Bukit Peramun, Belitung
– Hutan Herbal yang Menyembuhkan
Bukit Peramun bukan hanya tempat melihat panorama indah,
tapi juga dikenal sebagai “apotik hidup” karena keberagaman tanaman obatnya.
Ada jalur interpretasi yang mengedukasi pengunjung tentang manfaat daun-daunan
yang ada di sekitar.
Tempat ini sangat cocok bagi mereka yang mencari wisata
healing berbasis alam dan edukasi.
4. Ciri-ciri Wisata Asri yang Layak Dikunjungi
Untuk membedakan mana wisata yang hanya viral dengan yang
benar-benar menyegarkan, berikut ciri khas wisata asri:
- 🍃
Lingkungan alami tetap terjaga
- 🤝
Dikelola oleh masyarakat lokal
- 🛖 Interaksi langsung
dengan budaya dan tradisi setempat
- ♻️
Ramah lingkungan dan tidak masif secara komersial
- 🧘♀️
Meninggalkan kesan tenang dan damai, bukan hanya foto-foto
5. Bagaimana E-E-A-T Tumbuh dari Wisata Seperti Ini?
Konsep Experience, Expertise, Authoritativeness, dan
Trustworthiness (E-E-A-T) dalam konteks wisata asri nusantara bukanlah
hal buatan. Semuanya muncul secara alami:
- Experience:
Pengunjung mendapatkan pengalaman otentik langsung dari tempat dan
interaksi warga lokal.
- Expertise:
Warga lokal adalah pakarnya — mulai dari pemandu wisata, pembatik, hingga
petani organik.
- Authoritativeness:
Desa-desa wisata seperti Penglipuran atau Nglanggeran telah mendapat
pengakuan nasional dan internasional.
- Trustworthiness:
Wisata berbasis komunitas menciptakan rasa percaya karena dikelola secara
transparan dan berkelanjutan.
6. Tips Sebelum Mengunjungi Destinasi Wisata Asri
Agar perjalanan Anda tidak hanya nyaman tapi juga bermakna,
perhatikan beberapa tips berikut:
- 📆
Jadwalkan kunjungan saat low season agar lebih tenang
- 🎒
Bawa perlengkapan sendiri seperti botol air dan kantong sampah
- 💬
Pelajari sedikit bahasa atau adat lokal untuk lebih mudah
berinteraksi
- 🚶♂️
Siapkan diri untuk berjalan kaki atau aktivitas fisik ringan
- 🙏
Hormati adat dan budaya setempat, termasuk larangan atau pantangan
7. Mengapa Semakin Banyak Orang Memilih Wisata Seperti
Ini?
Tren perjalanan kini mulai bergeser ke arah yang lebih slow,
mindful, dan berkelanjutan. Banyak wisatawan urban yang merasa penat
dengan “liburan ala kota” dan mencari tempat untuk disconnect dari
rutinitas.
Wisata asri nusantara menjawab kebutuhan itu. Ia hadir bukan
sebagai tempat pelarian sementara, tapi sebagai pengingat bahwa ada kehidupan
yang lebih pelan, lebih dekat dengan alam, dan lebih bermakna.
8. Cerita Pengunjung: Menemukan Diri Sendiri di Sumba
Eka, seorang freelancer desain dari Jakarta, menceritakan
pengalamannya saat ke Desa Prai Ijing di Sumba:
“Saya tinggal di rumah warga selama empat hari. Tiap pagi
melihat matahari terbit di balik rumah adat. Malamnya tidur dengan suara
jangkrik. Rasanya kayak ‘detoks’ digital dan emosional. Saya pulang dengan
pikiran lebih jernih.”
Cerita-cerita seperti Eka memperkuat nilai dari perjalanan
ke destinasi yang asri. Wisata bukan hanya tentang tempat, tapi tentang
bagaimana kita terhubung dengan sekitar dan diri sendiri.
9. Kesimpulan
Wisata asri bukan tren semata, melainkan kebutuhan. Ketika
dunia makin bising, kita butuh ruang yang tenang. Wisata asri nusantara hadir
sebagai oase — tempat di mana alam, budaya, dan manusia berjalan beriringan.
Sudah waktunya Anda merencanakan liburan yang lebih dari
sekadar pergi. Jadikan perjalanan Anda kali ini sebagai perjalanan pulang —
pulang ke alam, ke akar, dan ke diri sendiri. 🌿